Cryptoindonesia.id – Tahun ini bakal diingat bos Binance setelah berhasil melebarkan sayap di Timur Tengah. Pasalnya, Binance sempat ditolak dibeberapa negara besar di Asia dan Eropa, namun kini perusahaan pertukaran kripto terbesar di dunia boleh tersenyum lebar.
Beberapa waktu lalu, Binance disambut karpet merah oleh regulator Abu Dhabi. Perusahaan itu mengatakan mereka diberikan persetujuan oleh Otoritas Pengatur Jasa Keuangan dari Pasar Global Abu Dhabi untuk beroperasi sebagai broker-dealer dalam aset digital.
Bahkan Binance berencana membantu Abu Dhabi menjadi kota penyedia layanan aset virtual.
Sebelumnnya, Binance juga telah mendapat lampu hijau dari negara Bahrain setelah bank sentral negara itu menyetujui peroperasian perusahaan milik Zhao itu.
Binance telah berupaya mendorong ekspansinya ke pasar Timur Tengah setelah mendapatkan sambutan dingin di beberapa negara lain.
Di Inggris, regulator membatasi Binance, melarangnya melakukan aktivitas yang diatur. Di Singapura, Binance juga membatasi layanannya setelah bank sentral negara itu memperingatkan soal melanggar undang-undang pembayaran setempat.
Menanggapi soal aktivitasnya yang dibatasi di beberapa tempat, CEO Binance, Changpeng Zhao mengatakan dalam cuitannya di Twitter, mereka tidak dijauhi di tempat lain.
“Tidak dijauhi di tempat lain dan lebih banyak lagi yang akan datang,” tulisnya.
Sebelumnya, Binance terkenal karena kecenderungannya untuk beroperasi secara independen dari peraturan lokal. Kepala perusahaan sampai saat ini bangga karena tidak memiliki kantor pusat resmi.
Namun, sebagai tanggapan atas tekanan dari regulator global, Binance telah mengubah taktik, dengan mengatakan ingin menjadi bisnis yang teregulasi. Perusahaan saat ini sedang mengevaluasi di mana untuk mendirikan kantor utamanya.
Beberapa perusahaan kripto, termasuk Crypto.com dan FTX, juga mulai mencari negara-negara Teluk seperti UEA sebagai tujuan untuk mendirikan perusahaan.
Follow Twitter
Discussion about this post