Cryptoindonesia.id – Analis dari Bank Investasi global JPMorgan sebelumnnya telah menyatakan bahwa pasar cryptocurrency yang beberapa Minggu terakhir naik bakl mengalami reli kembali.
Pihaknya menilai stablecoin lah yang menjadi indikator indikator penurunan itu.Panigirtzoglou, analis JP Morgan melihat Stablecoin menyumbang hampir 10 persen dari total kapitalisasi pasar kripto,dengan itu harga pasar kripto bakal naik.
Namun laporan selanjutnya, ia pun menjelaskan total kapitalisasi stablecoin telah menurun, hal itu akan berakibat pasar kripto juga bakal turun.
“Pangsa Stablecoin ini saat ini berada di bawah 7 persen yang membawanya kembali ke tren sejak 2020,” katanya.
“Akibatnya, kami percaya kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto dari sini kemungkinan akan lebih terbatas atau bahkan berakhir,” lanjutnya.
Ia kemudian menunjukkan mengapa harga bitcoin dan Ethereum naik pada awal bulan Maret hal itu tidak lepas dari
sanksi keuangan yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara Barat setelah invasinya ke Ukraina.
“Sanksi ini telah meningkatkan harapan bahwa cryptocurrency akan digunakan lebih luas di masa depan untuk menghindari sistem perbankan tradisional mengingat cryptocurrency tidak terikat atau bergantung pada pemerintah manapun,” jelasnya.
Saat harga naik, Ia pun sudah memperingatkan bahwa dalam waktu dekat harga bitcoin bakal reli kembali, indikatornya dari stablecoin.
Sebelumnnya JP Morgan memperkirakan harga jangka panjang Bitcoin akan mencapai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,1 miliar. Kemudian, pada Januari, bank melakukan survei klien dan menemukan mayoritas responden memperkirakan harga BTC akan mencapai USD 60.000 atau lebih tahun ini.
*dikutip dari berbagai sumber.
Follow Twitter
Discussion about this post